Sepak takraw merupakan salah
satu cabang olahraga yang merpakan campuran antara sepak bola dan bola voli.
Permainan sepak takraw dilakukan di lapangan ganda bulu tangkis. Bola yang digunakan
dalam sepak takraw cukup unik, karena menggunakan bola anyaman. Dalam peraturan
permainan sepak takraw, pemain tidak boleh menyentuh bola dengan tangan.
Permainan sepak takraw sudah ada
sejak abad ke-15. Permainan ini pertama kali dimainkan di zaman Kesultanan
Malaka (1402-1511). Pada zaman tersebut, sepak takraw dikenal dengan nama sepak
raga yang berasal dari bahasa Melayu. Dalam catatan ‘sejarah melayu’ disebutkan
bahwa sepak raga dimainkan oleh Tun Besar, kemudian bola rotan yang digunakan dalam
sepak raga ini mengenai Raja Muhammad, seorang putra Sultan Mansyur Shah.
Sementara dalam sejarah Thailand,
terdapat bangunan di Wat Phra Kaeo, Bangkok, yang menggambarkan Hanuman,
seorang dewa hindu, bermain sepak takraw di cincin dengan pasukan kera.
Bangunan ini telah berdiri sejak tahun 1785. Permainan sepak takraw pada
awalnya memang dimainkan dengan formasi melingkar. Transformasi berubah di
tahun 1940-an, di mana permainan mulai menggunakan jaring dan peraturan angka
dan permainan mulai dimainkan di lapangan ganda badminton.
Nama sepak raga pun berubah menjadi
sepak takraw atas kesepakatan negara lokomotif sepak takraw yakni Malaysia dan
Thailand. Nama sepak diambil dari bahasa Melayu yang berarti menendang,
sementara kata takraw diambil dari bahasa Thai yang berarti bola anyaman. Maka,
secara harfiah, permainan ini berarti menendang bola. Nama sepak takraw di
negara Filipina disebut Sipa, di negara Burma disebut dengan Chinlone dan di
negara Laos disebut dengan Kator.
Sementara di Indonesia, khususnya di Sulawesi
Selatan, sepak takraw ini disebut dengan meraga/maddaga yang diambil dari
bahasa Bugis yakni dari kata siraga-raga yang berarti saling menghibur. Pada
periode 1945 – 1986, sepak raga lebih digairahkan beberapa propinsi di Sulsel
dan beberapa daerah di Sumatera. Pada tahun 1970 datang rombongan pemain sepak
takraw dari Malaysia dan beberapa bulan kemudian datang dari Singapura
memperkenalkan sepak raga jaring.
Pada tanggal 16 Maret 1970 didirikan organisasi
Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PERSERASI) dengan Ketua Umum Drs. Moh.
Yunus Akbar, dan pada tangal 6-8 Oktober diadakan kongres I semacam munas yang
dihadiri 24 PEMDA dan pada tahun 1987 salah satu putusan Kongres I 1986 ialah
pemilihan pengurus besar yang baru yaitu Ir. H. Marjoeni. Dengan hasil
keputusan antara lain adalah dirubahnya sebutan “Sepak raga” menjadi
“Sepaktakraw”.
Peraturan Permainan Sepaktakraw
1. Lapangan
- Lapangan Sepaktakraw seukuran
dengan lapangan Badminton yaitu : 13,40 m x 6,10 m
- Sepaktakraw dapat dimainkan
dalam gedung atau diluar gedung (apabila dimainkan didalam gedung maka
tinggi loteng minimal 8 m dari lantai).
- Keempat isi lapangan ditandai
dengan cet atau lakban yang
lebarnya 4 cm,
diukur dari pinggir sebelah luar.
- Areal bebas minimal 3 m dari
garis luar lapangan bebas dari rintangan
- Centre cirle yaitu garis tengah
dengan lebar 2 cm.
- Quarter circle yaitu garis
seperempat lingkaran dipojok garis tengah radius 90 cm diikur dari
garis sebelah dalam.
- The service circle adalah
lingkaran service dengan radius 30 cm berada ditengah lapangan, jarak dari
garis belakang 2,45 m dan jarak dari titik tengah garis lingkaran
kegaris tengah (Centre Line) 4,25m, jarak titik tengah lingkaran adalah
3,05m dari kiri dan kanan garis pinggir lapangan.
2. Ukuran Tiang Net
- Putra: Tinggi net 1,55m
dipinggir dan minimal 1,52 di bagian tengah.
- Putri: Tinggi net 1,45m
dipinggir dan minimal 1,42 di bagian tengah.
- Kedudukan tiang 30cm diluar
garis pinggir
3. Jaring atau Net
- Net terbuat dari tali atau
benang kuat atau nilon, dimana tiap lubangnya lebar 6 – 8 cm.
- Lebar net 70 cm dengan panjang
6,10 m.
4. Bola Takraw
Terbuat dari plastik dimana awalnya adalah terbuat dari rotan, dengan ukuran :
- Lingkaran 42-44 cm untuk putra
dan 43-45 cm untuk putri.
- Berat adalah 170-180 gr untuk
putra dan 150-160 untuk putri.
5. Pemain-pemain
- Permainan ini dimainkan oleh 2
(dua) “Regu” masing-masing regu terdiri dari 3 (tiga) orang pemain dan
disetiap regu dilengkapi oleh 1 (satu) orang pemain cadangan.
- 1 (satu) dari tiga pemain
diposisi belakang disebut back atau “Tekong” sebagai penyepak mula untuk
memulai permainan.
- Dua orang berada didepan yang
berada pada sebelah kiri tekong disebut “Apit kiri” dan yang berada
pada sebelah kanan tekong disebut “Apit kanan”.
6. Kesalahan-kesalahan
a. Kesalahan Pihak Penyepak Bola
- Apabila sebagai pelambung masih
memainkan bola, melemparkan bola pada teman sendiri, memantulkan, melempar
dan menangkap lagi setelah wasit menyebut posisi angka.
- Apabila mengangkat kaki,
menginjak garis, menyentuh atau melewati garis bawah net ketika melakukan
lambung bola.
- Tekong melompat saat melakukan
service, kaki tumpuan tidak berada dalam lingkaran atau menginjank garis
lingkaran servis.
- Tekong tidak menyepak bola yang
dilambungkan kepadanya.
- Bola menyetuh salah seorang
pemain sendiri sebelum bola melewati net.
- Bola jatuh diluar lapangan.
- Bola tidak melewati net.
b. Kesalahan Pihak Penerima Service
Berusaha mengalihkan perhatian lawan seperti : (isyarat tangan, menggertak,
bersuara keras atau membuat keributan).
c. Kesalahan kedua Pihak
- Ada pemain yang mengambil bola
dilapangan lawan.
- Menginjak dan melewati satu
telapak kaki garis tengah.
- Ada pemain yang melewati
lapangan lawan, walaupun diatas atau dibawah net kecuali pada saat ”The
Follow Trugh Ball”
- Memainkan bola lebih dari tiga
kali.
- Bola mengenai tangan.
- Menahan atau menjepit bola
antara lengan dan badan atau antara dua kaki dengan bola.
- Bola mengenai loteng atau
pembetas lainnya.
7. Sistem perhitungan angka
- Apabila penerima servis melakukan
ksesalahan otomatis akan memperoleh angka sekaligus melakukan sepak mula
lagi bagi penyepak mula.
- Angka kemenangan setiap set
maksimum 21 angka, kecuali pada saat posisi angka 20-20, pemenang akan
ditentukan pada saat selisih dua angka sampai batas akhir 25 poin, ketika
20-20 wasit utama menyerukan batas angka 25 poin.
- Memberikan kesempatan istirahat
2 menit masing-masing pada akhir set pertama atau kedua termasuk Tie
Break.
- Apabila masing-masing regu
memnangkan satu set, maka pemain akan dilanjutkan dengan set “Tie Break”
dengan 15 poin kecuali pada posis 14-14, pemenang akan ditentukan pada
selisih dua angka sampai batas akhirnya angka 17.
- Sistem perhitungan angka
menggunakan Relly Poin
- Pergantian pemain
1. Setiap “Regu” hanya dapat melakukan 1
(satu) kali pergantian pemain dalam satu pertandingan.
2. Pergantian pemain diperbolehkan setiap saat ketika bola
mati melalui tim menejer atau pelatih yang disetujui oleh official atau petugas
pertandingan.
3. Setiap regu dapat menominasikan maximum dua orang cadangan
tetapi hanya bolah melakukan pergantian pemain kali.
4. Pemain yang mendapat kartu merah dapat diganti dengan
ketentuan belum ada pergantian pemain sebelumnya.
8. Posisi pemain pada saat service
- Sebelum permainan dimulai, kedua
regu harus berada dilapangan masing-masing dalam posisi siap bermain.
- Dalam melakukan sepak mula,
salah satu kaki tekong berada dalam garis lingkaran service.
- Kedua apit kita melakukan
servis harus berada pada seperempat lingkaran.
- Lawan atau regu penerima servis
bebas bergerak didalam lapangan sendiri.
9. Official (petugas pertandingan)
Sutu pertandingan harus dipimpin technikal sebagai berikut :
- 2 orang Technical Delegotate
- 6 orang juri (dewan hakim)
- 1 orang Official Refree
- 2 orang wasit (wasit utama dan
wasit dua)
- 6 orang penjaga garis samping
dan belakang
10. Pinalty (hukuman)
Pemain yang menggar peraturan ini akan dikenakan sangsi atau hukuman pernyataan
dari wasit apabila :
- Memperlihatkan sikap tidak
sopan kepada pemain atau penonton juga pada wasit atas keputusan yang
diambil.
- Menghubungi wasit yang bertugas
dengan keras mengenai suatu keputusan yang diambil.
- Meninggakan lapangan permainan
tanpa permisi kepada wasit yang memimpin pertandingan.
- Memberikan bola kepada pihak
lawan dengan menggunakan kaki atau melemparkannya dengan keras.
- Berkelakuan tidak sopan selama
permainan.
11. Apabila hal tersebut dilanggar oleh
seseorang pemain maka wasit menggunakan kartu sebagai berikut:
1.1. Kartu Kuning
Sebagai tanda peringatan seorang pemain yang melakukan pelanggaran terhadap
tata tertib seperti yang diatas.
1.2. Kartu Merah
- Apabila pemain telah menerima
kartu kuning pada pertandingan yang sama.
- Sikap kasar dan tidak sopan
seperti memukul, menendang, meludah dan lain-lain.
- Menggunakan kata-kata kotor
atau mencaci maki.
D. Rangka Dan Tungkai
1. Rangka
Rangka adalah seluruh tulang-tulang pada manusia yang
terbentuk oleh ± 200 b uah tulang yang membentuk tubuh yang disebut
rangka. Jadi rangka merupakan alat gerak pasif pada manusia. Kegunaan rangka
pada manusi :
- Memberikan bentuk pada tubuh
- Melindungi alat-alat tubuh yang
lunak atau vital seperti paru-paru, otak, alat percernaan dan lain-lain.
- Tempat melekatnya otot-otot dan
urat.
- Untuk mengokohkan tubuh.
2. Tungkai
Tungkai merupakan tulang-tulang anggota gerak bawah, tulang tungkai terdiri
dari beberapa tulang kering yaitu : tulang betis, tulang tempurung lutut, empat
belas tulang pergelangan kaki (masing-masing 7 bauah), sepuluh tulang telapak
kaki dan dua puluh delapan ruas jari kaki (masing-masing jari 3 ruas kecuali
ibu jari kaki 2 ruas).
E. Ketetapan Sasaran Servis
Ketetapan sasaran berarti benar atau tepat pada yang diuji atau sasaran dan
servis adalah suatu teknik penyajian bola pertama untuk mengawali suatu
permainan sesudah wasit menyatakan pertandingan sudah dimulai, jadi yang dim
aksud dengan ketetapan sasaran servis pada penelitian ini adalah sasaran servis yang dilakukan secara akurat atau
benar terhadap sasaran yang telah dibuat untuk pengambilan sample pada siswa
putra kelas VIII Putra SLTP 3 Narmada.