KONFERENSI TIGA NEGARA
Untuk mengawasi gencatan senjata, Pada
tanggal 25 Agustus 1947 PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Anggota KTN ada
tiga negara yaitu:
a. Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin oleh Paul van
Zeeland
b. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh
Richard Kirby dan
c. Amerika Serikat (dipilih oleh
Indonesia dan Belanda) dipimpin Dr. Frank Graham.
Tugas
utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian tembak-menembak sesuai
dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian masalah Indonesia menjadi
masalah internasional. Secara diplomatis jelas sangat menguntungkan Indonesia. KTN
berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam Perjanjian Renville.
KONTINGEN
GARUDA
Kontingen Garuda disingkat KONGA atau Pasukan Garuda
adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia yang ditugaskan sebagai pasukan
perdamaiandi negara lain. Indonesia mulaiturut serta mengirim pasukannya
sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957 .
KONTIGEN
GARUDA I
Masalah yang menyebabkan pementukan dan pengiriman
pasukan PBB ke Mesir adalah terjadinya pergolakan di Teursan Suez. Terusan Suez
dinasionalisasi keg presiden Mesir, gamal Abdul Nasser pada tanggal 26 Juli
1956.
Nasionalisasi terusan suez yang dilakukan oleh pihak
mesir mengakibatkan Negara-negara yang mempunyai kepentingan atas terusan suez
seperti Inggris dan Perancis menolak nasionalisasi tersebut.
Pendekatan-pendekatan untuk jalan damai terus dilakukan namun Mesir menolak
dengan kukuh mengatakan bahwa Terusan Suez adalah bagian dari wilayhnya.
Perjanjian damai yang diupayakan buyar ketika tentara Israel menyerbu pada
tanggal 30 oktober 1956 hingga melewati garis perbatasan Meir dengan bertujuan
menduduki gurun siani hingga terusan suez.
Pergolakan yang terjadi di wilayah terusan suez itu
mengundang perhatian PBB untuk mencarikan jalan keluar dan mendamaikan Negara
yang bersengketa, oleh karena itu PBB mengirimkan pasukan perdamaian ke Mesir.
Pemerintah Indonesia menyatakan kesediannya ikut serta dalam pasukan PBB dengan
mengirimkan pasukan Garuda . pada tanggal 31 desember 1956, pasukan garuda I
dibawah pimpinan Mayor Sudiyono mengadakan apel persiapan di Istana Merdeka.
Pasukan garuda I yang dikirim ke mesir selanjutnya
bergabung dengan UNEF (United Nations Emergency Force) di Abu Suweir, Mesir.
Pasukan garuda I berhasil melaksanakan tugasnya dnegan baik dan kembali ke
tanah air pada tangga 12 september 1957.
Kontingen Garuda II
Konga II dikirim ke Kongo pada 1960 dan dipimpin oleh Letkol Inf Solichin GP. Konga II berada di bawah misi UNOC.KONGA II berjumlah 1.074 orang dipimpin Kol. Prijatna (kemudian digantikan oleh Letkol
Solichin G.P) bertugas di Kongo September 1960 hingga Mei 1961.
Kontingen Garuda III
Konga III dikirim ke Kongo pada 1962. Konga III berada di bawah misi UNOC
dan dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris dan Kol Inf Sobirin Mochtar.KONGA III terdiri
atas 3.457orang dipimpin oleh Brigjen TNI Kemal Idris, kemudian Kol. Sabirin
Mochtar. KONGA III terdiri atas Batalyon 531/Raiders, satuan-satuan Kodam
II/Bukit Barisan, Batalyon Kavaleri 7, dan unsur bantuan tempur. Seorang
Wartawan dari Medan, H.A. Manan Karim (pernah menjadi Wkl.
Pemred Hr Analisis) turut dalam kontingen Garuda yang bertugas hingga akhir
1963. Menteri/Panglima Angkatan Darat Letjen TNI Ahmad Yani pernah berkunjung ke
Markas Pasukan PBB di Kongo (ketika itu bernama Zaire) pada tanggal 19 Mei
1963. Komandan Yon Kavaleri 7 Letkol GA. Manulang gugur di Kongo.
Kontingen Garuda IV
Konga IV dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga IV berada di bawah misi ICCS dan dipimpin oleh Brigjen TNI Wiyogo Atmodarminto.Pada tanggal 23 Januari 1973 pasukan Garuda IV diberangkatkan ke
Vietnam yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto, yang
merangkap Deputi Militer Misriga dengan kekuatan 294 orang yang terdiri dari
anggota ABRI dan PNS Departemen Luar Negeri. Kontingen Garuda IV ini merupakan
Kontingen ICCS (International Commission of Cantre and Supervision) pertama
yang tiba di Vietnam. Tugas kontingen Garuda IV adalah mencegah
pelanggaran-pelanggaran, menjaga status quo, mengawasi evakuasi pasukan dan
alat-alat perang serta mengawali pertukaran tawanan perang.
Kontingen Garuda V
Konga V dikirim ke Vietnam pada 1973. Konga V berada di bawah misi ICCS
dan dipimpin oleh Brigjen TNI Harsoyo.
Kontingen Garuda VI
Konga VI dikirim ke Timur Tengah pada 1973. Konga VI berada di bawah misi UNEF dan dipimpin oleh Kol Inf Rudini. Kontingen Garuda
Indonesia VI di resmikan oleh Menhankam/Pangab Jenderal TNI M. Pangabean. Tugas pokok Kontingen Garuda Indonesia
sebagai peace keeping force atau “Pasukan Pemelihara Perdamaian”. Komposisi
Kontingen tersebut berintikan Yonif 512/Brigif Kodam VIII/Brawijaya dengan
kekuatan 466 orang, dibawah pimpinan Kolonel Inf. Rudini. Sebagai Komandan
Komando Taktis, ditunjuk Mayor Basofi Sudirman. Selain pengiriman
Kontingen, atas permintaan PBB diberangkatkan pula Brigadir Jenderal Himawan Sutanto sebagai Komandan
Brigade Selatan Pasukan PBB di Timur Tengah, pada tanggal 13 Desember 1973.
Kontingen Garuda Indonesia VI tiba kembali di Indonesia setelah menyelesaikan
tugasnya di Timur Tengah selama sembilan bulan. Pada tanggal 31 September 1974,
Kasum Hankam Marsdya TNI Sudharmono atas nama
Menhankam/Pangab membubarkan Kontingen Garuda Indonesia VI dan selanjutnya
diserahkan kepada kesatuan masing-masing.
Kontingen Garuda VII
Konga VII dikirim ke Vietnam pada 1974. Konga VII berada di bawah misi ICCS
dan dipimpin oleh Brigjen TNI S. Sumantri.
Kontingen Garuda VIII
Kontingen Garuda VIII dikirim dalam rangka misi
perdamaian PBB di Timur Tengah paska Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel yang berlangsung
dari tanggal 6 sampai dengan 26 Oktober 1973, dengan tercapainya gencatan
senjata di kilometer 101 dan disusul dengan keluarnya resolusi PBB 340[1]. Kontingen Garuda
VIII bertugas di daerah penyangga PBB di Semenanjung Sinai tersebut dikirim
dalam 9 gelombang rotasi, dan setiap rotasi bertugas selama 6 bulan. Negara
yang berkontribusi dalam pasukan perdamaian dalam wadah UNEF II tersebut yaitu dari Australia, Austria (penerbangan), Kanada (logistik), Finlandia (pasukan), Ghana (pasukan), Indonesia (pasukan), Irlandia, Nepal, Panama, Peru, Polandia (logistik), Senegal dan Swedia (pasukan)[2].
Kontingen Garuda VIII/1
Konga VIII/1 dikirim ke Timur Tengah pada 1974. Konga
VIII/1 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Art Sudiman Saleh.
Kontingen Garuda VIII/2
Konga VIII/2 dikirim ke Timur Tengah pada 1975. Konga VIII/2 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Inf Gunawan Wibisono. Berintikan anggota
TNI dari kesatuan KOSTRAD, yaitu dari YONIF LINUD 305/Tengkorak-BRIGIF LINUD
17/KOSTRAD.
Kontingen Garuda VIII/3
Konga VIII/3 dikirim ke Timur Tengah pada 1976. Konga VIII/3 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Inf Untung Sridadi.
Kontingen Garuda VIII/4
Konga VIII/4 dikirim ke Timur Tengah pada 1976. Konga VIII/4 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Inf Suhirno.
Kontingen Garuda VIII/5
Konga VIII/5 dikirim ke Timur Tengah pada 1977. Konga VIII/5 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Kav Susanto Wismoyo.
Kontingen Garuda VIII/6
Konga VIII/6 dikirim ke Timur Tengah pada 1977. Konga
VIII/6 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Inf Karma Suparman. Inti pasukan Garuda
VIII/6 ini adalah dari kesatuan Yonif 700 Linud (Ujung Pandang) dibawah pimpinan
Letkol Inf Sarmono (dalam kontingen menjabat sebagai Wakil Komandan Kontingen).
Untuk meningkatkan komando dan pengendalian pasukan maka markas kontingen yang
semula berada di Kota Suez diajukan ke
tengah-tengah buffer zone yaitu di Wadi Reina, Semenanjung Sinai.
Kontingen Garuda VIII/7
Konga VIII/7 dikirim ke Timur Tengah pada 1978. Konga VIII/7 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Inf Sugiarto.
Kontingen Garuda VIII/8
Konga VIII/8 dikirim ke Timur Tengah pada 1978. Konga VIII/8 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Inf R. Atmanto.
Kontingen Garuda VIII/9
Konga VIII/9 dikirim ke Timur Tengah pada 1979. Konga VIII/9 berada di bawah misi UNEF II dan dipimpin oleh
Kol Inf RK Sembiring Meliala.
Kontingen Garuda IX
Kontingen Garuda IX/1
Konga IX/1 dikirim ke Iran-Irak pada 1988. Konga IX/1 berada di bawah misi UNIIMOG dan dipimpin oleh
Letkol Inf Endriartono Sutarto.
Kontingen Garuda IX/2
Konga IX/2 dikirim ke Iran-Irak pada 1989. Konga IX/2 berada di bawah misi
UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf. Fachrul Razi.
Kontingen Garuda IX/3
Konga IX/3 dikirim ke Iran-Irak pada 1990. Konga IX/3 berada di bawah misi
UNIIMOG dan dipimpin oleh Letkol Inf Jhony Lumintang.
Kontingen Garuda X
Konga X dikirim ke Namibia pada 1989. Konga X berada di bawah misi UNTAG dan dipimpin oleh Kol Mar Amin S.
Kontingen Garuda XI
Kontingen Garuda XI/1
Konga XI/1 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992. Konga XI/1 berada di bawah misi UNIKOM dan dipimpin oleh
Letkol Inf Albert Inkiriwang.
Kontingen Garuda XI/2
Konga XI/2 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1992. Konga XI/2 berada di bawah misi
UNIKOM dan dipimpin oleh May CZI TP Djatmiko. Setelah Kontingen Garuda XI-1
mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 23 April 1992 kemudian tugas selanjutnya
diserahkan kepada Kontingen Garuda XI-2 untuk melaksanakan tugas sebagai
pasukan pemelihara perdamaian PBB di wilayah Irak-Kuwait sebagaimana Kontingen
Garuda XI-1. Kontingen gelombang kedua ini berangkat pada tanggal 23 April
1992.Penugasan Kontingen Garuda XI-2 berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB
Nomor 687 tanggal 3 April 1992 pada paragraf 5 tentang pembentukan dan
tugas-tugas yang dilaksanakan Unikom dan Surat Perintah Panglima ABRI Nomor
Sprin 1024/IV/1992.Sebagai Komandan Kontingen Garuda XI-2 adalah Mayor Czi Toto Punto Jatmiko. Personel anggota
Kontingen Garuda XI-2 terdiri dari 6 perwira. Sebagai duta bangsa prestasi yang
berhasil dicapai Kontingen Garuda XI-2 adalah berperan mengembalikan personel
Amerika Serikat yang ditangkap oleh Polisi Irak di wilayah Kuwait. Di samping
itu Kontingen Garuda XI-2 berhasil membujuk suku Bieloven untuk tidak
melaksanakan kegiatan pasar gelap. Pada tanggal 23 April 1991 Kontingen Garuda
XI-2 telah selesai melaksanakan tugas dan kembali ke tanah air dan mereka
kemudian mendapatkan bintang Satyalencana Santi
Dharma
dari pemerintah.
Kontingen Garuda XI/3
Konga XI/3 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1993. Konga XI/3 berada di bawah misi
UNIKOM dan dipimpin oleh May Kav Bambang Sriyono. Garuda XI-2
mengakhiri masa tugasnya pada tanggal 23 April 1992, maka Kontingen Garuda XI-3
menggantikan Kontingen Garuda XI-2 untuk melaksanakan tugas sebagai pasukan
pemelihara perdamaian PBB di wilayah Irak-Kuwait. Kontingen ini beranggotakan
enam orang perwira ABRI di bawah pimpinan Mayor Kav. Bambang Sriyono. Mereka
berangkat ke wilayah Irak-Kuwait pada tanggal 19 April 1993 dan kembali ke
tanah air pada tanggal 25 April 1994.Atas permintaan Dewan Keamanan PBB pada
tanggal 10 Oktober 1993 Pemerintah Indonesia mengirimkan Letkol Inf. Hasanudin sebagai anggota Staf UNIKOM. Ia
termasuk Kontingen Garuda XI/UNIKOM dan berhasil melaksanakan tugas dengan
baik. Pada tanggal 17 Oktober 1994 kontingen ini kembali ke tanah air.
Kontingen Garuda XI/4
Konga XI/4 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1994. Konga XI/4 berada di bawah misi
UNIKOM dan dipimpin oleh May Inf Muh. Mubin.
Kontingen Garuda XI/5
Konga XI/5 dikirim ke Irak-Kuwait pada 1995. Konga XI/5 berada di bawah misi
UNIKOM dan dipimpin oleh May CPL Mulyono Esa.
Kontingen Garuda XII
Kontingen Garuda XII/A
Konga XII/A dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga
XII/A berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Erwin Sujono.
Kontingen Garuda XII/B
Konga XII/B dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII/B
berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Ryamizard Ryacudu.
Kontingen Garuda XII/C
Konga XII/C dikirim ke Kamboja pada 1993. Konga XII/C
berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Darmawi Chaidir.
Kontingen Garuda XII/D
Konga XII/D dikirim ke Kamboja pada 1993. Konga XII/D
berada di bawah misi UNTAC dan dipimpin oleh Letkol Inf Saptaji Siswaya dan Letkol Inf Asril Hamzah Tanjung. Pada tanggal 20
Januari 1993 Kontingen Garuda XII-D diberangkatkan ke Kamboja untuk
menggantikan Kontingen Garuda XII-C. Kontingen Garuda XII-D dipimpin oleh
Letkol Inf. Saptadji dan wakilnya Mayor Inf. Suryo Sukanto. Jumlah personel 850
orang terdiri atas 390 orang dari Yonif 303/SSM Kostrad, 213 orang anggota
Korps Marinir TNI AL dan 217 orang anggota ABRI dari berbagai kesatuan. Selama
penugasan terjadi penyusutan lima orang personel, karena tiga orang menderita
kecelakaan ranjau, satu orang kecelakaan lalu lintas dan satu orang sakit.
Untuk menggantikan personel tersebut dikirim 63 orang, sehingga pada akhir
penugasan berjumlah 908 personel.
Kontingen Garuda XII (Civpol)
Konga XII dikirim ke Kamboja pada 1992. Konga XII berada
di bawah misi UNTAC (civil police) dan dipimpin oleh Kol Pol Drs S. Tarigan dan Kol Pol Drs Rusdihardjo.
Kontingen Garuda XIII
Konga XIII dikirim ke Somalia pada 1992. Konga
XIII berada di bawah misi UNOSOM dan dipimpin oleh
May Mar Wingky S.
Kontingen Garuda XIV
Kontingen Garuda XIV/1
Konga XIV/1 dikirim ke Bosnia-Herzegovina pada 1993. Konga XIV/1 berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh
Letkol Inf Eddi Budianto.
Kontingen Garuda XIV/2
Konga XIV/2 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/2 berada di bawah misi
UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Inf Tarsis K.
Kontingen Garuda XIV/3
Konga XIV/3 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/3
berada di bawah misi UNPROFOR.
Kontingen Garuda XIV/4
Konga XIV/4 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/4
berada di bawah misi UNPROFOR (civil police) dan dipimpin oleh Letkol
Pol Drs Suhartono.
Kontingen Garuda XIV/5
Konga XIV/5 dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/5
berada di bawah misi UNPROFOR dan dipimpin oleh Letkol Art Mazni Harun.
Kontingen Garuda XIV/A
Konga XIV/A dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/A
berada di bawah misi UNPROFOR (Yonkes) dan dipimpin oleh Letkol CKM dr Heridadi. Konga XIV/A ini merupakan petugas
kesehatan.
Kontingen Garuda XIV/B
Konga XIV/B dikirim ke Bosnia pada 1994. Konga XIV/B
berada di bawah misi UNPROFOR (Yonkes) dan dipimpin oleh Letkol CKM dr Budi Utoyo. Konga XIV/B ini merupakan pasukan
yang bertugas mendukung misis kesehatan. pasukan kesehatan ini pun di dukung
oleh beberapa personel dari zeni(lettu CZI Deni dkk ),Hub (kapten Chb Sarjuno
Dkk), Pal ( lettu Cpl Herry Dkk ), Bekang ( kapten CBA Eko Sedaryanto Dkk ),
pasukan ini merupakan gabungan tim kesehatan dari beberapa matra yakni TNI AD,
TNI AU, TNI AL. tergabung dalam satu kontingen garuda XIV/B, lagu mars konga kebanggaan
Indonesia di ciptakan oleh Lettu Ckm Hasyim, yang saat ini menjabat di Denkes
Garut. Wassalam. salam garuda
Kontingen Garuda XIV/C
Konga XIV/C dikirim ke Bosnia pada 1995. Konga XIV/C berada di bawah misi
UNPROFOR (Yon Zeni) dan dipimpin oleh Letkol CZI Anwar Ende. Konga XIV/C ini adalah dari Batalyon Zeni.
Kontingen Garuda XV
Konga XV dikirim ke Georgia pada 1994. Konga XV
berada di bawah misi UNOMIG dan dipimpin oleh
May Kav M. Haryanto. Kontingen Garuda XV pada awalnya
merupakan kontingen para Military Observer yang bertugas di bawah misi United
Nations Observer for Military in Georgia (UNOMIG). Bertugas di Rep. of Georgia
untuk mengawasi perjanjian damai antara Rep. of Georgia dan Rep. of Abkhazia
(Self Autonomous), yang merupakan upaya pemecahan diri dari sebagian wilayah.
Pertama kali misi ini di kirimkan pada tahun 1994 dan berakhir tahun 2009.
Kontingen Garuda XVI
Konga XVI dikirim ke Mozambik pada 1994. Konga XVI
berada di bawah misi UNOMOZ dan dipimpin oleh May Pol Drs Kuswandi. Kontingen ini terdiri dari 15
pasukan.
Kontingen Garuda XVII
Konga XVII dikirim ke Filipina pada 1994. Kontingen
ini bertugas dari 17
Juni
1994 sampai 28 Desember 1994. KONGA XVII dipimpin oleh Brigjen TNI
Asmardi Arbi, bertugas di
Filipina sebagai pengawas gencatan senjata setelah adanya perundingan antara
MNLF pimpinan Nur Misuari dengan pemerintah Filipina.
Kontingen Garuda XVIII
KONGA XVIII dikirim ke Tajikistan pada November 1997. Kontingen ini terdiri dari 8 perwira
TNI yang dipimpin oleh Mayor Can Suyatno.
Kontingen Garuda XIX
Kontingen Garuda XIX/1
Konga XIX/1 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga XIX/1 beranggotakan 10 perwira
TNI dipimpin oleh Letkol K. Dwi Pujianto dan bertugas sebagai
misi pengamat (observer mission).
Kontingen Garuda XIX/2
Konga XIX/2 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga
XIX/2 beranggotakan 10 orang dipimpin oleh Letkol PSK Amarullah. Konga XIX/2
bertugas sebagai misi pengamat.
Kontingen Garuda XIX/3
Konga XIX/3 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga
XIX/3 beranggotakan 10 perwira dipimpin oleh Letkol (P) Dwi Wahyu Aguk. Konga XIX/3
bertugas sebagai misi pengamat.
Kontingen Garuda XIX/4
Konga XIX/4 dikirim ke Sierra Leone pada 1999-2002. Konga
XIX/4 beranggotakan 10 perwira dan dipimpin oleh Mayor CZI Benny Oktaviar MDA. Konga XIX/4
bertugas sebagai misi pengamat. [1]
Kontingen Garuda XX
Kontingen Garuda XX/A
Konga XX/A dikirim ke Bungo, Kongo pada 6 September 2003 dan bertugas selama 1 tahun. Konga
XX/A berjumlah 175 prajurit dari Kompi Zeni dibawah pimpinan Mayor CZI Ahmad Faizal. [2]
Kontingen Garuda XX/B
Konga XX/B bertugas di Republik Demokratik Kongo. Konga
XX/B berasal dari Kompi Zeni. [3]
Kontingen Garuda XX/C
Konga XX/C dikirim ke Republik Demokratik Kongo pada 28 September 2005. Konga XX/C berjumlah 175 personel
dan dipimpin Mayor Czi Demi A. Siahaan. Konga XX/C berasal dari Kompi Zeni. [4]
Sebagai Military Observer (Milobs) di MONUC Congo)tahun
2005-2006 yang bertugas di Riverine Section sebagai Team Leader di kapal-kapal
MONUC melaksanakan patroli di sungai Congo dari Kinshasa - Mbandaka - Kisangani
1. Mayor Laut (E) Ir. Wahyu Broto 2. Mayor Mar Werijon
Kontingen Garuda XX/D
Konga XX/D rencananya akan diberangkatkan ke Republik Demokratik Kongo untuk menggantikan
Konga XX/C yang telah bertugas selama hampir satu tahun. Konga XX/D berjumlah
175 personel dan dipimpin oleh Mayor Czi Jamalulael. Konga XX/D berasal dari Kompi Zeni
yang terdiri dari kelompok komando 27 orang, tim kesehatan 11 orang, ton
bantuan 30 orang, ton 1 Zikon 22 orang, ton 2 Zikon 22 orang, ton 3 Zikon 22
orang dan ton Alberzi 41 orang [5].
Kontingen Garuda XXI
Kontingen Garuda XXI merupakan kontribusi TNI dalam misi
perdamaian PBB di Liberia (UNMIL) yang terdiri
dari perwira AD, AL, AU yang terlatih dalam misi PBB dan mempunyai kecakapan
khusus sebagai pengamat militer (UN military observer).
Kontingen Garuda XXI dalam melaksanakan tugasnya
senantiasa didukung oleh Perhimpunan Masyarakat Indonesia di Liberia (PERMIL)
termasuk beberapa staf Internasional yang berasal dari Indonesia.
Kontingen Garuda XXII
Kontingen Garuda XXII merupakan kontribusi TNI dalam misi
perdamaian PBB di Sudan (UNMIS) yang terdiri dari perwira AD, AL, AU yang
bertugas khusus sebagai pengamat militer (UN Military Observer). Sekarang ini
Konga XXII juga berkontribusi untuk UNAMID (Darfur).
Kontingen Garuda XXII/G berjumlah 6 personel TNI yang
bertugas sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission
In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Inf Tri Saktiyono, Mayor Laut (E) Danny
Bachtera, Mayor Adm Mirza Hus'an, Mayor Arh I Made Kusuma Dhyana Graha, Mayor
Tek Lully Hermawan, dan Kapten Laut (E) Ertawan Juliadi. Periode Penugasan
Konga XXII/G ini terhitung mulai tanggal 9 Pebruari 2008 sampai dengan 8 Pebruari
2009.
Kontingen Garuda XXII/H berjumlah 3 personel TNI yang
bertugas sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission
In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Arm Ari Estefanus , Mayor Laut (P) Robert
Marpaung , Mayor Lek Johni Purwnato. Periode penugasan Konga XXII-H/08
terhitung mulai 23 Agustus 2008 - 22 Agustus 2009. Dengan Tugas pokok :
Monitorir , Verifikasi dan Implementasi Perjanjian Damai
Komprehensif (Comprehensive Peace Agreement/CPA) dengan sasaran yaitu Proses
Gencatan senjata , Proses DDR ,Sensus , Pemilu dan Referendum. Dalam kurun
tersebut terjadi beberapa peristiwa penting : Indictment Presiden Baasyir,
Malakal Assault , PCA Abyei dan penolakan hasil Pemilu oleh SPLM.
Kontingen Garuda XXII/I berjumlah 3 personel TNI yang bertugas sebagai UNMO (UN Military Observer)untuk UNMIS (United Nations Mission In Sudan) yang terdiri dari: Mayor Inf Freddino Silalahi, Mayor Laut (adm) Tarmizi dan, Mayor (psk) Nana Setiawan. Periode Penugasan Konga XXII/I ini terhitung mulai tanggal 4 September 2008 sampai dengan 3 September 2009. Tugas Pokok para Milobs adalah mengawasi gencatan senjata antara tentara SAF (pemerintah)& SPLA (pemberontak)untuk mendukung pelaksanaan Referendum pada tahun 2011 nantinya.
Kontingen Garuda XXIII/A
Konga XXIII/A bertugas sebagai bagian dari Pasukan
Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) dan rencananya akan
berangkat pada akhir September 2006 tetapi kemudian ditunda karena PBB
menunda keberangkatan pasukan perdamaian dari negara-negara Asia sehingga
akhirnya pasukan dikembalikan lagi ke kesatuannya masing-masing. Kontingen
Garuda XXIII/A dipimpin oleh Kolonel Surawahadi dan terdiri dari 850 personel TNI.
Anak pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono juga ikut serta
dalam pasukan ini.
Kontingen Garuda XXIII-B/UNIFIL
Bertugas di Lebanon Selatan pada tahun 2007 - 2008 di
bawah komando Letkol Inf A M Putranto, S.Sos sebagai Dansatgas dan Letkol Mar
Ipung Purwadi sebagai Wadansatgas. Satgas Yonif Mekanis TNI Konga
XXIII-B/UNIFIL berkekuatan 850 personil dengan komposisi personil: 541 AD, 242
AL, 63 AU, 1 Kemhan dan 3 Deplu.
Kontingen Garuda XXIII/C
Bertugas di Lebanon Selatan pada tahun 2008 - 2009
dibawah UNIFIL
Kontingen Garuda XXIII/D
Bertugas di Lebanon Selatan pada tahun 2009 - 2010
dibawah UNIFIL Bertugas di Lebanon Selatan pada tahun 2009 - 2010 di bawah
Pimpinan Letkol Inf Andi Perdana Kahar (Akmil 1992) sebagai Dansatgas dan
Letkol Mar Guslin Kamase (AAL 1993) sebagai Wadansatgas. Satgas Yonif Mekanis
TNI Konga XXIII-D/UNIFIL berkekuatan 1000 personil dengan main body dari
Yonif Raider 323/13/1 Kostrad.
Kontingen Garuda XXIII/E
Bertugas di Lebanon Selatan pada tahun 2010- 2011 dibawah
UNIFIL, pimpinan Letkol Inf Hendy Antariksa. Untuk pertama kalinya Konga
XXIII-E selain mendapat UN Medal seperti Konga pada umumnya, juga mendapatkan
Brevet Kehormatan UNIFIL dari Komandan Sektor Timur UNIFIL. Selain itu, Konga
XXIII-E juga mendapatkan kepercayaan perluasan 5 wilayah binaan.
Kontingen Garuda XXIV
Bertugas di Nepal. Kontingen Garuda XXIV merupakan
kontribusi TNI dalam misi perdamaian PBB di Nepal (UNMIN) yang terdiri dari
perwira AD, AL, AU yang terlatih dan dibekali ilmu dalam misi PBB serta mempunyai
kecakapan khusus sebagai pengamat militer (UN military observer).
Konga XXIV sampai misi terakhir 2011 adalah gelombang
ke-4:
- Konga XXIV-1 dipimpin oleh Mayor , beserta 5 orang perwira lainnya bertugas selama 1 tahun dari tahun 2007-2008, pasca perang tahun 2006.
- Konga XXIV-2 dipimpin oleh Kol Laut (T) (Anumerta) Sondang Dodi Irawan, beserta lima orang perwira lainnya Mayor Laut (E) Ir. Wahyu Broto, Mayor Arh M Fahmi Rizal Nasution, Mayor Pnb Lubis, Mayor Supomo dan Mayor Inf Mulyaji bertugas selama 1 tahun 6 bulan 2 minggu dari tahun 2008-2009 dalam periode pasca pemilu dan pemilu.
- Konga XXIV-3 dipimpin oleh Mayor Kav Arief Munandar, beserta empat orang perwira lainnya yaitu Mayor Inf Budi Prasetyo, Mayor Kav Sindhu Hanggara, Mayor Arh IGN Wahyu Jatmiko dan Mayor Adm Djoko Nugroho bertugas selama 1 tahun dari tahun 2009-2010.
- Konga XXIV-4 dipimpin oleh Mayor Arm Aziz Mahmudi, beserta empat orang perwira lainnya yaitu Mayor Mar Arief Rahman Hakim, Mayor Kal R Akhmad Wahyuniawan, Kapten Arm Abdi wirawan dan Kapten L (P) Agus Wijaya, bertugas selama 4 bulan dari 28 Agustus 2010 sd 15 Januari 2011, sudah memasuki tahap konsolidasi.
Kontingen Garuda XXIV dalam melaksanakan tugasnya
senantiasa didukung oleh Masyarakat Indonesia di Nepal termasuk beberapa staf
Internasional yang berasal dari Indonesia.
Kontingen Garuda XXV
Berdasarkan Frago (fragmentery order) Nomor10-10-08
tanggal 30 Oktober 2008, penambahan Kontingen Indonesia dalam rangka misi
perdamaian dunia di Lebanon Selatan memberikan kesempatan kepada 75 prajurit
Polisi Militer TNI untuk turut serta memberikan sumbangsih bhakti yang mana
Kontingen Satgas POM TNI 25A (Satgas POM TNI pertama) dipimpin oleh Letkol CPM
Ujang Marteniz dalam kurun waktu 2008 - 2009, selanjutnya Satgas POM TNI 25B,
dipimpin oleh Letkol CPM Ekoyatma Parnowo dalam kurun waktu 2009 - 2010,
kemudian, yang saat ini sedang bertugas adalah Satgas POM TNI 25C, yang
dipimpin oleh Letkol CPM Dwi Prasetyo Wiranto.
Satgas POM TNI di Lebanon, berkedudukan langsung dibawah
Force Commander of UNIFIL (FC assets), namun bertempat di wilayah Sektor Timur
UNIFIL, itulah sebabnya Satgas POM TNI di Lebanon disebut INDO SEMPU. Wilayah
sektor timur, yang juga merupakan wilayah Area of Responsibility (AOR) daripada
SEMPU meliputi 4 batalion area, yaitu, Kontingen Malaysia, Batalion India
(Alpha Area), Batalion Spanyol (Bravo Area), Batalion Indonesia (Charlie Area)
dan Batalion Nepal (Delta Area).
Kontingen Garuda XXVI
Menyusul keberhasilan penugasan Kontingen Garuda XXIII
bersama dengan UNIFIL, sekaligus dalam rangka memperbesar peran serta Indonesia
dalam pemeliharaan perdamaian di Lebanon Selatan dan atas permintaan PBB, maka
dikirimkan pasukan tambahan Indonesia untuk melaksanakan tugas sebagai satuan
Force Headquarter Support Unit (FHQSU) dan INDO Force Protection Company (INDO
FP Coy) berjumlah 200 orang. Tugas yang diemban berbeda dengan Konga XXIII
(INDOBATT) yang merupakan satuan Yonif Mekanis yang memiliki wilayah operasi di
sekor timur UNIFIL, Konga XXVI merupakan satuan yang bertugas untuk mendukung
pelayanan dan pengamanan di UNIFIL HQ - Naqoura. Konga XXVI-A tiba pertama kali
di Naqoura pada tanggal 31 Oktober 2008, dipimpin oleh Kolonel Mar Saud P. Tamba Tua.
Kontingen Garuda XXVI-D1
Kontingen Garuda XXVI-D1 bertugas di Lebanon mulai tanggal 22
November 2011 sampai dengan 25 November 2012 sebagai satgas FHQSU (Force
Headquarter Support Unit) dan mempunyai dua tugas pokok yaitu di bidang
security (force protection) dan di bidang camp management yang berkedudukan
langsung dibawah Force Commander UNIFIL. Konga XXVI-D1 di bawah kepemimpinan
Kolonel Adm Darmawan Bakti yang berlokasi di Markas UNIFIL karena bertugas
untuk escort apabila Force Commander UNIFIL bergerak keluar AoR (Area of
Responsibility) UNIFIL utamanya menjadi mediator dalam pertemuan rutin
Tripartit Meeting antara IDF (Israel Defence Force) dengan LAF (Lebanese Armed
Forces).
Kontingen Garuda Indonesia XXVII
Kontingen Garuda XXVII - 1 tergabung dalam misi UNAMID di
Darfur bertugas sejak tanggal 21 Agustus 2008 sampai dengan tanggal 21 Agustus
2009 dalam satgas Milobs dipimpin oleh Mayor Pnb Destianto Nugroho.
Kontingen Garuda XXVII - 2 tergabung dalam misi UNAMID di
Darfur bertugas sejak tanggal 8 Oktober 2010 sampai dengan tanggal 8 Oktober
2011 dalam satgas Milobs dipimpin oleh Letkol CHK Tiarsen, yang didukung oleh 2
personil.
Kontingen Garuda XXVII - 3 tergabung dalam misi UNAMID di
Darfur bertugas sejak tanggal 14 Februari 2011 sampai dengan tanggal 14
Februari 2012 dalam Satgas Military Observer dengan beranggotakan Mayor Arh
Irwan Setiawan, Mayor Kal Bambang Witono dan Kapten Laut (P) Dian Wahyudi serta
Satgas Military Staff atas nama Mayor Kal R.Akhmad Wahyuniawan yang bertugas
sebagai Staff Officer Air Operation UNAMID Headquarter - El Fasher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar